Achmad Syarief : Berkarya Tanpa Batas Itu Perlu


CumaMedan - Achmad Syarief (22), mahasiswa jurusan Teknik Sipil USU yang lebih di kenal dengan sapaan Arief ini bergelut dengan hobi dan bakatnya yang cukup kreatif di kalangan anak muda seperti dirinya saat ini. Bagi Arief, berkarya itu seperti berinovasi tiada henti. Ruang inovasi tanpa batas yang membuat semua kemungkinan dapat terjadi. Berkarya tanpa batas dapat menghasilkan sebuah karya nyata melampaui keterbatasan yang dimiliki oleh seseorang. 


“Menurut aku, berkarya tanpa batas itu menghasilkan sebuah karya nyata melampaui keterbatasan kita. Seandainya seseorang tidak sempurna kondisi fisiknya, walaupun dia tidak sempurna secara fisik, dia tetap berkarya melampaui keterbatasan dia,” terang Arief. Medan, Jumat (27/5)

Dilanjutkannya, “kemudian berkarya tanpa batas itu berinovasi tiada hentinya. Inovasi tiada henti menghasilkan karya tanpa batas.”

Wood Art adalah satu bentuk karya nyata yang diwujudkan Arief dengan nama Pawyca Project. Karya Pawyca Project dibuat lewat suatu proses yang tidak terlalu banyak memakan waktu, tetapi juga bukan sebuah karya yang dapat dikatakan instan begitu saja. Dalam proses pembuatan karya wood art dari Pawyca Project mengutamakan kedetailan akan desain sebuah lukisan yang dibuat. 

Pawyca Project karya yang diwujudkan Arief  melalui sebuah keinginan memberikan suatu hadiah untuk temannya yang sedang wisuda. Karya yang hanya berawal dari rasa keinginan tersebut kini telah berkembang pesat hingga menghasilkan pundi-pundi rupiah. Dengan ide, kreatifitas dan kesungguhannya dalam menciptakan suatu karya, ia mampu membangun bisnis kayu lukisnya dan berhasil membuat peluang pemasaran yang lebih besar sehingga mampu menembus pasar diluar pulau Sumatera. Optimis dan kepercayaan diri yang tinggi merupakan motivasi bagi Arief untuk terus berkarya, tidak perlu merasa takut akan tersaingi dengan bisnis-bisnis anak muda yang lainnya.

Awal kali tercetusnya bisnis ini ingin kasih hadiah buat teman yang wisuda berbentuk lukisan siluet, karena ngerasa basicnya itu lebih mudah. Nah, dengan inisiatif dan kreatif iseng-iseng ada kayu palet yang sisa terus dicoba-coba untuk ngelukis. Udah selesai dilukis, kasih ke teman kok temannya senang dengan hasil karya yang dibuat ini dan merambatlah ke teman-teman yang lain dan berkelanjutan hingga ada yang pesan. Dari peluang itulah melihat bahwa si lukisan kayu ini berpotensi untuk dikembangkan lagi di Kota Medan ini. Sebenarnya karena hobi juga melukis sama berdagang ini” terang Arief. 

Bahan yang paling dibutuhkan dalam pembuatan karyanya adalah kayu, berbagai jenis kayu yang digunakan seperti pinus, rambung dan jati belanda. Dari ketiga jenis kayu yang disediakan tersebut, para konsumen lebih banyak memilih kayu jati belanda. Hal itu dikarenakan kualitas kayu jati belanda lebih bagus diantara yang lainnya. Jenis- jenis kayu inilah yang dijadikan Arief sebagai  media dalam pembuatan lukisannya. Ada beberapa proses untuk menyelesaikan satu lukisan, seperti; pembentukan kayu, membuat desain lukisan, dan yang terakhir finishing dengan memperkilat kayu demi ketahanan cat lukisannya. 

Hasil karya yang diciptakan oleh Pawyca Project dapat digunakan sebagai hadiah pernikahan, wisuda, ulang tahun, souvenir dan lain-lain. Kerajinan kayu ini juga dapat digunakan sebagai interior rumah, perusahaan, cafe dan sebagainya. Ada juga beberapa brand di Kota Medan yang memanfaatkan hasil karya buatan tangan pemuda berusia 22 tahun ini. Harapannya, hasil karya yang diciptakannya dapat diterima oleh masyarakat dengan baik dan banyak diminati. Serta karyanya dapat terus berkembang lagi hingga ke berbagai daerah yang ada diluar Pulau Sumatera. (cumamedan/rls)

1 Komentar

  1. maaf sebelum nya :)
    saya coba share di blog saya. mohon kunjungi dan kalau ada salah kata mohon di ralat biar saya sunting ulang. thanks. visit http://imam-hanafi-nos.mywapblog.com/hadiah-simple-namun-memiliki-seni-pawyca.xhtml

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال