CumaBisnis - PT XL Axiata Tbk (XL) hari ini mengumumkan
hasil audit kinerja keuangan perusahaan
tahun 2015 yang berakhir 31 Desember 2015. Selain itu,
XL juga mengumumkan rencana untuk
menerbitkan saham baru (rights issue)
dimana dana yang dihasilkan dari
rights issue tersebut akan digunakan untuk membayar kembali pinjaman
dari pemegang saham sebesar USD 500 juta.
Presiden Direktur dan CEO
XL, Dian Siswarini mengatakan, "Kami telah menutup
tahun 2015 dengan berbagai pencapaian positif
sebagai hasil dari transformasi yang yang sudah kami lakukan sejak awal
2015 yang lalu. Kami telah berhasil meningkatkan kinerja operasional
dan finansial guna membangun
pondasi perusahaan yang lebih kuat untuk meraih pencapaian kinerja yang lebih baik di
tahun 2016," ungkapnya, Jakarta (1/2).
XL
berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan selama tiga kuartal secara
berturut-turut, dengan
tumbuh sebesar 2% QoQ
pada 4Q 15, yang didorong
oleh pertumbuhan pendapatan penggunaan layanan utama (voice dan SMS) sebesar
2% QoQ, serta dari pencapaian
kinerja yang solid untuk layanan
data
(naik 15% QoQ).
Peningkatan terbesar ada pada
Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) yang meningkat
6% QoQ menjadi Rp 2,3 triliun, yang
kemudian meningkatkan
EBITDA margin menjadi
39% atau naik
1% QoQ. Peningkatan ini
merupakan
dampak positif dari terbentuknya
kembali basis pelanggan yang berfokus pada pelanggan-pelanggan yang lebih
menguntungkan, serta
adanya upaya untuk meningkatkan profitabilitas portofolio produk.
Pencapaian ini sekaligus juga merupakan peningkatan
EBITDA dan EBITDA margin
selama tiga kuartal berturut-turut.
XL terus fokus
untuk menjadi
yang terdepan dalam menyediakan layanan
internet mobile di Indonesia. Sejalan dengan
hal tersebut dan
juga adanya
peningkatan adopsi pelanggan terhadap
ponsel dengan kemampuan layanan data,
telah mendorong pertumbuhan yang kuat
untuk trafik layanan
data. Trafik
data
tumbuh 54% YoY
di tahun 2015, dibandingkan
dengan periode yang sama tahun lalu. Total
pengguna layanan
data sebesar 22,5 juta atau
54% dari total pelanggan
XL.
Pertumbuhan
smartphone telah berhasil mendorong peningkatan adopsi layanan Data di Indonesia. Penetrasi
smartphone XL telah tumbuh dan berkembang sebesar
42%
pada akhir 2015. pengguna
smartphone XL tumbuh 10% YoY dan mencapai jumlah
17,7 juta pengguna.
Pada kuartal tersebut, setelah peluncuran komersialisasi
layanan 4G LTE pada spektrum 1800 MHz secara nasional,
XL memperkenalkan paket
HotRod 4G yang menawarkan kuota LTE dengan harga terjangkau. Dengan layanan ini pelanggan dapat menikmati
manfaat internet cepat dan
berkualitas. Sepanjang tahun,
XL juga terus mendorong adopsi ponsel 4G oleh
pelanggan sejalan dengan
agenda transformasi
yang memang mengutamakan pelanggan yang mampu memberikan
nilai lebih tinggi. Untuk itu,
XL menawarkan
program bundling dengan
pilihan berbagai
smartphone, mulai dari Apple, Samsung, Xiaomi, Alcatel, Lenovo, LG,
hingga Sharp.
XL
juga telah berhasil menjalankan kampanye pemasaran (marketing campaigns), salah satunya "60 Mazda, 60 Hari, 60 Pemenang".
Kampanye pemasaran ini untuk meningkatkan dan mendorong
isi ulang pulsa oleh
pelanggan di tahun 2015 dengan
menawarkan
hadiah menarik. Selanjutnya, XL
juga meningkatkan aktivitas
distribusi melalui modern channel
dengan memperkenalkan
program "Harga Pas"
untuk penjualan isi ulang pulsa
di toko-toko seperti Indomaret dan 7-Eleven. Selain itu, melalui program yang sama
XL juga mengenalkan lebih banyak pilihan untuk
isi ulang.
4G LTE
merupakan
bagian penting dari strategi XL
untuk menjadi yang terdepan dalam penyediaan layanan
mobile internet. layanan 4G LTE merupakan upaya
untuk memenuhi permintaan konsumen
atas internet berkecepatan tinggi. Untuk mendukung layanan
4G LTE,
XL telah membangun 3.134
BTS 4G
per akhir tahun 2015, yang tersebar di
lebih dari 35 kota.
XL juga terus berinvestasi dalam meningkatkan kualitas jaringan dan jangkauan dengan
membangun
lebih dari 18.000 BTS 3G
hingga akhir 2015, yang menjadi bagian dari total
58.879 BTS.
Selama tahun 2015,
XL telah membelanjakan belanja modal (capex) sebesar
Rp 4,1 triliun, terutama guna
upaya memperluas infrastruktur
Data dan layanan
mobile, yang didanai melalui dana internal. Total utang menurun menjadi
Rp 27.0 triliun dari Rp 29.6 triliun pada akhir 2014. Sementara itu,
Net Debt / EBITDA meningkat sedikit dari
2,6x ke 2,8x.
Untuk periode 2015,
XL mencatat rugi bersih sebesar Rp 25 miliar yang
terutama disebabkan
oleh dampak forex dari penguatan US Dollar.
Menyesuaikan dampak tersebut,
XL mencatat laba bersih yang dinormalisasi sebesar Rp 51 miliar.
XL memulai tahun 2015 dengan menerapkan agenda transformasi yang disebut dengan
“3R – Revamp, Rise & Reinvent”, yang telah berjalan sejak awal tahun 2015. Sebagai ikhtisar, transformasi
XL sebagaimana dimaksud sebelumnya adalah terdiri dari: Revamp (Mengubah) –mengubah model bisnis pencapaian pelanggan (dari
'volume' menjadi 'value') disertai strategi distribusi serta perbaikan portofolio produk untuk meningkatkan pendapatan.
Rise (Meningkatkan) – meningkatkan nilai brand XL dan menggunakan strategi dual-brand dengan AXIS untuk menyasar berbagai segmen pasar yang berbeda.
Reinvent (Menemukan kembali) – menumbuhkan berbagai inovasi bisnis melampaui model bisnis yang digunakan saat ini.
Alasan dari transformasi ini bagi
XL adalah untuk merespon perubahan pasar yang sangat dinamis dan fokus pada penciptaan nilai (value) sehingga
XL dapat membangun bisnis yang lebih berkelanjutan di masa depan.
XL telah mengakhiri tahun
2015 dengan
berbagai pencapaian yang baik sebagai
hasil atas
agenda transformasi. Ini
dibuktikan dengan meningkatnya metrik operasional dan keuangan. Ini mendasari keyakinan
XL bahwa keputusan untuk menjalankan strategi ini sudah
tepat. Selanjutnya, tahun
2016 akan menjadi tahun untuk membangun
di atas pondasi
yang telah
ditata pada tahun 2015.
Rencana rights issue
XL juga mengumumkan
rencana untuk
melakukan penerbitan saham baru
(rights issue) guna menggalang dana yang akan digunakan
untuk membayar kembali pinjaman
dari pemegang saham sebesar
USD 500 juta.
Penggalangan dana ini
memungkinkan semua pemegang saham
XL untuk berpartisipasi dalam mendukung
pertumbuhan perusahaan kedepan. Untuk menunjukkan komitmennya
yang terus menerus selaku
pemegang saham utama dari
XL, Axiata Group, yang saat ini memiliki sekitar 66,4% saham
XL, telah
mengungkapkan
rencananya untuk sepenuhnya mengambil haknya secara pro rata atas penerbitan saham baru tersebut.
Sisa saham yang tidak diambil oleh pemegang saham dalam penerbitan saham baru (rights
issue)
ini direncanakan akan dijamin sepenuhnya oleh pembeli siaga.
Atas rencana
rights issue, Presiden Direktur dan CEO
XL, Dian Siswarini mengatakan, "Kami telah melihat kemajuan yang signifikan dan
mendapatkan
momentum atas
agenda transformasi yang telah kami jalankan sejak
2015. Kami telah menjalankan berbagai inisiatif pengelolaan neraca keuangan (Balance Sheet Management Initiatives) untuk memperkuat
posisi keuangan perusahaan dan mengurangi resiko dan dampak valuta asing. Penerbitan saham baru (rights issue)
merupakan langkah penting untuk
memperkuat fondasi
kami
dalam menyongsong agenda transformasi berikutnya. Dana dari
rights issue akan kami gunakan untuk
membayar kembali pinjaman
US Dollar kepada
pemegang saham”.
Penerbitan saham baru (rights issue)
harus terlebih dahulu mendapat persetujuan pemegang saham melalui
Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa
("RUPSLB"), yang dijadwalkan 10 Maret 2016, serta
persetujuan dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas pernyataan pendaftaran yang sebelumnya harus disampaikan oleh
XL. Proses ini diharapkan
selesai pada semester pertama
2016. Harga saham
akan ditentukan dan ditetapkan
secara bersama
oleh XL Axiata dan para
pembeli
siaga. Diskon
harga saham diperkirakan tidak
lebih dari 20%
TERP pada tanggal penetapan harga.
Ketentuan atas penerbitan saham baru (rights issue)
termasuk harga saham yang terkait dengan penawaran dan jumlah saham yang ditawarkan akan diumumkan pada waktunya.
Credit Suisse dan Mandiri Sekuritas
telah ditunjuk sebagai penasihat keuangan untuk proses penerbitan saham baru ini (rights issue). (cumamedan/rls)