Penyandang Low Vision Mampu Bersaing

CumaLifeStyle - Banyak orang yang tidak begitu memahami apa yang di maksud dengan low vision. Bahkan sebaian orang beranggapan low vision sama dengan tunanetra. Low vision adalah gangguan pada mata yang menyebabkan hilangnya sebagian penglihatan. Rata-rata penyandang low vision hanya mampu melihat sebatas 10-20 persen. Maka dari itu low vision berbeda dengan tunanetra. 
Low vision dapat terjadi karena bawaan lahir atau pun sesudah lahir. Menurut dokter ahli mata dari Rumah Sakit Sumatera Eye Center Medan Dr. Balgis Desi Sulistiowati,SpM, jika seseorang mengalami low vision sejak bawaan dari lahir biasanya yang perlu dicermati adalah adanya prematuritas. Prematuritas adalah kurang bulan pada saat lahir, sehingga dapat menyebabkan ketidak matangan dari retina mata. Maka dapat menyebabkan retina lepas dan penglihatan menurun. 
Penyandang low vision tetap sama seperti pada orang umumnya. Melalui sekolah luar biasa mereka tetap mendapatkan pendidikan normal serta pelajaran yang sama dengan sekolah biasa. SLBA Karya Murni yang berada di Jl. Karya Wisata Medan juga mendidik anak-anak low vision dan tunanetra sehingga mereka dapat mandiri dan terampil. 
Misalnya seperti Siti Aisya, salah satu murid di SLBA Karya Murni yang berprestasi dalam membaca puisi. Kepiawaiannya dalam membaca bait-bait puisi karangannya telah membawa Aisya ke dalam juara tingkat Provinsi beberapa kali. Selain puisi, Aisya juga sudah berhasil menjadi atlet tenis meja. Bahkan dalam bermain tenis meja dia mampu bersaing di tingkat nasional dan meraih juara satu. Dalam akademik ia selalu menjadi yang nomor satu dikelasnya. 
 
Selain Aisya, Putri yang juga mengalami low vision mampu menjadi atlet catur dan berhasil membawa nama kota Medan di kancah Nasional sebanyak dua kali. Pertama ia meraih juara 2 di Bandung, dan kedua juara 1 di Solo. Putri juga siswi dari SLBA Karya Murni Medan. Saat ditanya apa cita-citanya ia menjawab ingin menjadi atlet catur Internasional. Harapannya yang besar membuat Putri rajin berlatih. Di sekolah baik Putri maupun Aisya selalu berlatih pengembangan bakat yang terjadwal setiap hari Sabtu. 
Di sekolah mereka dilatih oleh guru-guru yang berkompeten dibidangnya sehingga mereka mampu menguasai bidang yang mereka tekuni.  Kekurangan penglihatan yang mereka alami tidak membuat mereka kehilangan harapan untuk menjadi maju dan berprestasi. Namun kekurangan yang mereka miliki dimanfaatkan untuk memberi inspirasi dan refleksi bagi banyak orang di sekitar mereka.(cumamedan/syarah)
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال