Balai Kreatif : Diskusi Film Dokumenter


Matahari mulai turun ke peraduannya, sisa-sisa sinarnya menyinari ruangan yang satu-satunya berada di lantai tiga. Sebuah ruangan kelas terlihat berantakan, dengan tumpukan kursi rusak dan sampah-sampah yang berserakan di lantai. Sebelum memulai, kursi-kursi disusun secara melingkar oleh peserta untuk saling melihat dan mendengar antara yang satu dengan lainnya.

Kulit sawo matang, rambut sebahu, hobbi mengenakan kaos dan sepatu kets. Namanya Afra. Ia dan teman-temannya antusias mengikuti diskusi kali ini, dengan berbagi pengetahuan dari apa yang ia baca bahwa film dokumenter adalah kehidupan nyata yang ada di masyarakat. Teman-teman yang lain menunjukkan kebingungan, keehidupan yang seperti apa? Begitulah pertanyaan di kepala mereka.

Ini minggu kedua diskusi Balai Kreatif yang membahas tentang film dokumenter. Sebelumnya, peserta ditugaskan untuk menonton satu film dokumenter sebagai bahan refrensi diskusi. Dimulai dengan pengetahuan masing-masing, disimpulkan bahwa film dokumenter adalah kisah nyata di masyarakat yang dimasukkan kedalam audio visual (gambar) dengan melakukan riset yang cukup kuat untuk pembuatan filmnya. Permasalahan apa yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini, apa yang mereka rasakan, apa harapan mereka, dan lain-lainnya. Sebagai contoh, dengan kehidupan anak kecil sekarang yang intens bermain games di internet daripada memainkan permainan tradisional. Ini dapat menjadi ide cerita yang menarik dengan adanya riset untuk menguatkan data. Agar masyarakat yang menonton tahu bahwa permainan tradisional ternyata dapat meningkatkan kreativitas mereka.
Dari 15 peserta yang hadir hanya 4 orang yang menonton film dokumenter yaitu, film pariwisata Sumatera Barat, film biografi slank, Indonesia bukan negara islam dan Presiden republik abu-abu. Dari film-film yang ditonton peserta belajar tentang apa yang disampaikan si sutradara kepada penonton. Jika kita ingin membuat satu film dokumenter lakukan riset dengan baik. Film dokumenter adalah reka nyata kehidupan disekeliling kita yang kita suguhkan melalui gambar.
“Film bukanlah produksi rumahan biasa tetapi memberi ide cerita yang menarik untuk mendidik masyarakat” Lukman Sardi

Salam berkarya.

(Ka & MF)
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال