Seperti apa kita mengenal diri kita? Kelebihan yang baik untuk dipertahankan dan kekurangan yang harus diperbaiki. Sabtu, 1 November 2014 bertempat di kantor Dompet Dhuafa Waspada (DDW) di jalan Setiabudi, 35 mahasiswa terpilih dari berbagai universitas di Sumatera Utara mendapatkan pengetahuan baru mengenai diri mereka sendiri.
Menjadi bagian dari program beastudi DDW bekerjasama
dengan LAZ Bank Sumut adalah kebanggaan. Beasiswa ini
ditujukan kepada mahasiswa berprestasi yang lemah dalam ekonomi dan punya semangat untuk menggapai cita-cita. Ada perbedaan untuk
beasiswa disini, setiap bulannya mahasiswa tidak hanya menerima dana bantuan
tetapi juga diberikan pembinaan pengembangan diri. Dan pada pertemuan pertama
ini pembekalannya adalah enneagram.
Untuk mengetahui apa itu enneagram, peserta diberikan lembaran tes dengan 14 pertanyaan dan jawabannya harus dari hati. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kecendrungan sikap yang dimiliki para peserta, dengan pemateri Armansyah M.Psi
Untuk mengetahui apa itu enneagram, peserta diberikan lembaran tes dengan 14 pertanyaan dan jawabannya harus dari hati. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kecendrungan sikap yang dimiliki para peserta, dengan pemateri Armansyah M.Psi
Enneagram berasal dari bahasa Yunani ennea
yaitu sembilan, dan grammos
adalah sesuatu yang digambarkan. Tes ini dikembangkan oleh Oscar Ichazo pada
tahun 1950-an. Enneagram bukan ramalan, ini merupakan cara kuno yang mampu
membaca dan mengenal beragam watak kita dan kepribadian orang lain.
Pak Ermansyah memberikan ciri-ciri, kelebihan, kekurangan dan solusi dari sembilan
tipe tersebut. Dan kesembilan tipe tersebut adalah:
1.
Tipe
perfeksionis
Ciri-ciri: seorang yang rasional dan sangat
idealis
Kelebihannya: gigih dan teliti
Kekurangan: selalu mencari kesalahan orang lain,
sensitif
2.
Tipe
penolong
Kelebihan tipe ini adalah empati, bersahabat,
perhatian, marah bila di kritik. Kekurangannya tipe ini butuh pengakuan, sulit
mengatakan tidak, energinya tercurah untuk orang lain. Solusinya adalah
membantu orang lain tidak harus mengorbankan diri sendiri.
3.
Tipe
motivator
Ciri-ciri: Orang-orang tipe ini wokaholic dan
obsesif.
Kelebihannya: efektif, efesiensi, optimis, punya
keyakina yang besar. Kekurangannya: lepas kontrol waktu dan keluarga.
Solusinya: menetapkan standart kerja
Menurut Pak Armansyah kesalahan jangan di tunggu
terlalu lama, cepatlah di selesaikan
4.
Tipe
individualis
Ciri-ciri: orang yang menempatkan keunikan
diri dan ingin menonjolkan kreativitas dirinya yang tidak sama dengan orang
lain. Dirinya dilihat sebagai insan yang sangat unik dan berbeda dengan yang
lain.
Kelebihan: intuitif dan punya kepekaan
estetis.
Kekurangan: sering menarik diri dengan
orang lain, keras kepala dan tenggelam pada pikirannya sendiri.
Solusi: lebih membuka diri dengan sekitar.
5.
Tipe
pemikir
Ciri-cirinya: sulit diajak diskusi, suka ilmu,
menyampaikan sesuatu secara logis
Kelebihan tipe ini: pintar, analitis, tegas
Kekurangan pada tipe ini: miskin pergaulan, malas,
keras kepala, sulit diyakinkan
Solusinya: terlibat dalam realita kehidupan
6.
Tipe
loyalis
Ciri-ciri tipe ini: taat norma, dedikas tinggi
Kelebihan: jujur, setia, suka membantu dan
bertanggung jawab
Kekurangannya: cemas, takut berbuat kesalahan,
apakah aku aman?
Solusinya: psikolog positif
7.
Tipe
entusialis
Ciri-cirinya: spontanitas, antusias
Kelebihannya : optimis, menyenangkan
Kekurangan: susah menerima kegagalan, tidak fokus
dan kurang disiplin
Solusinya: berlatih menerima kenyataan
8.
Tipe
pemimpin
Ciri-cirinya: mampu mempengaruhi orang lain,
otoriter, kejam
Kelebihannya: protektif, enerjik dan percaya diri
Kekurangannya: menutup diri dari pendapat orang
lain, agresif dan menguasai
Solusi: menanamkan kasih sayang terhadap sesama
9.
Tipe
cinta damai
Ciri-ciri: tidak menyukai persaingan dan tenang
Kelebihannya: pendamai
Kekurangannya: butuh motivasi dan kurang tegas
Solusinya: latihan untuk menghadapi konflik dan
belajar mengutarakan keinginan. Untuk pecinta damai ikutlah berpartisipasi
untuk menyadarkan orang lain, bukan menunggu orang lain sadar.
Kesembilan tipe ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya, ini adalah kecenderungan sifat manusia dan tidak mutlak pada satu tipe saja. Dengan mengetahui kepribadian masing-masing, ini dapat menghandiri konflik terhadap sesama.
“Kelebihan yang ada itu dikembangkan, kekurangannya itu diperbaiki” saran Pak Armansyah. Pesan beliau lagi kepada peserta bahwa 70% sukses tidaknya seseorang di masa mendatang tergantung ‘sikap’ saat ini. 15% adalah skill, pengetahuan dan wawasan, 15% nya lagi itu dan lain-lain, seperti nasib seseorang, keberuntungan dan sebagainya.
“Menyalahkan diri sendiri itu proses belajar. Jangan menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Belajar dari kesalahan bukan berarti menyalahkan diri sendiri.”Armansyah.
Tags
CumaMedan